Nadya Shahnaz (2010)
Finishing adalah usaha untuk memodifikasi penampilan kayu sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Proses finishing yang biasa dilakukan menggunakan bahan-bahan finishing cair seperti Oil, Politur, Nitrocellulose (NC), Polyurethane (PU), Melamine, dan Waterbased Lacquer. Kekurangan dalam penggunaan bahan-bahan finishing tersebut yaitu bahan finishing mengandung emisi Formaldehyde terutama pada penggunaan Melamine dan Polyurethane. Selain itu penggunaan bahan-bahan tersebut tidak memberikan keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan fisik lainnya (Anonim 2008). Kramer (1989) menyatakan bahwa memodifikasi penampilan warna kayu salah satunya dapat dilakukan dengan metode dasar yaitu ammonia fuming atau Fumigasi amonia. Tanin pada kayu yang merupakan zat ekstraktif yang berikatan dengan gas amonia sehingga terbentuknya pigmen atau warna baru.
Teknik fumigasi dicobakan pada jenis kayu Afrika, Agathis, Akasia, Jati, Jeunjing, Kemang, Mahoni, Menteng, Pulai, Rambutan, Sampang, dan Tusam. Contoh kayu untuk fumigasi diambil dari bagian gubalnya pada pada jenis Afrika, Akasia, Jati, Mahoni, Menteng, dan Sampang. Contoh uji fumigasi yang dibuat berukuran 16cm x 8cm x 2cm. Kondisi kayu yang difumigasi pada penelitian ini adalah kondisi kering udara dan basah. Contoh uji difumigasi di ruang fumigasi menggunakan larutan amonia berkonsentrasi 25% pada volume larutan 2, 4 dan 6 liter. Fumigasi dilakukan selama 24, 48 dan 72 jam. Warna kayu didokumentasikan dengan menggunakan Kamera Digital Cannon IXUS 80 IS 8 megapixel sebelum dan sesudah dilakukannya fumigasi. Data citra kayu diolah menggunakan program Motic Image Plus 2.0, untuk mengukur indeks warna dasar RGB (Red, Green, Blue) dari kayu-kayu yang difumigasi. Pengujian daya tahan kayu-kayu yang telah difumigasi terhadap rayap menggunakan sampel berukuran 5cm x 2cm x 2cm, sedangkan pada jamur menggunakan sampel berukuran 2cm x 2cm x 2cm. Pengujian daya tahan terhadap rayap dan jamur diumpankan selama 12 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan fumigasi amonia mengakibatkan perbedaan perubahan warna yang bervariasi pada tiap jenisnya. Jenis yang berubah paling mencolok adalah jenis Afrika, Akasia, Jati dan Mahoni. Bagian gubal dan teras mengalami perbedaan perubahan warna yang sangat nyata. Kadar air juga memberikan perbedaan perubahan warna yang nyata setelah difumigasi. Lama waktu fumigasi menunjukkan kenaikan perubahan warna dari 24 jam ke 48 dan 72 jam. Lama untuk fumigasi 48 jam dan 72 jam tidak menunjukkan perbedaan warna yang mencolok pada semua jenis kayu. Perbedaan penggunaan volume amonia yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan warna yang mencolok. Pengumpanan kayu terfumigasi pada rayap dan jamur memiliki tingkat kehilangan berat yang lebih rendah dibandingkan kayu yang tidak terfumigasi.
0 komentar:
Posting Komentar