Kekuatan Geser Sambungan Kayu Double Shear Berpelat Baja pada Kayu Sengon, Bintangur dan Kapur dengan Berbagai Sesaran, Diameter Baut dan Jumlah Baut

Muhammad Sholihin (2010)


Kebutuhan kayu sebagai bahan baku terus meningkat untuk digunakan dalam berbagai keperluan. Demikian juga untuk keperluan komponen bahan bangunan atau bahan konstruksi. Beberapa jenis kayu yang berasal dari hutan rakyat maupun tanaman kebun banyak dikembangkan untuk keperluan komponen bangunan baik secara struktural maupun non struktural seperti kayu sengon (Paraserienthes falcataria L. Nielsen), kayu bintangur (Calophyllum inophyllum L.) dan kayu kapur  (Dryobalanops sp).
Sebagai bahan konstruksi, kayu sudah dikenal masyarakat jauh sebelum masyarakat menggunakan beton atau baja pada saat sekarang ini. Dalam penggunaannya pada konstruksi bangunan, kayu harus mampu menahan berbagai macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan dan mempunyai ketahanan atau keawetan yang memadai melebihi umur pakainya serta mempunyai ukuran penampang atau panjang bentang sesuai dengan pemakaiannya dalam konstruksi bangunan seperti penggunaan kayu untuk kuda-kuda dan atap bangunan. Adanya cenderung penghematan biaya 40-50% jika menggunakan kayu untuk kuda-kuda dibandingkan menggunakan baja.
Ukuran penampang atau panjang bentang kayu yang sesuai dengan pemakaiannya dalam konstruksi bangunan sangat sulit untuk dicari karena di pasaran kayu dijual masih sangat terbatas ukuran bentang panjangnya disebabkan efisiensi dalam pengangkutan kayu. Kondisi ini mengharuskan pengguna kayu untuk melakukan teknik penyambungan antar kayu agar memperoleh ukuran penampang atau panjang bentang kayu sesuai yang diinginkan.
Sambungan kayu pada bahan konstruksi merupakan titik kritis atau terlemah yang menghubungkan antar titik hubung atau elemen antar kayu dari suatu bangunan struktural sehingga dalam membuat sambungan harus diperhitungkan cara menyambungnya agar dapat menerima dan menyalurkan gaya yang bekerja padanya (Tular dan Idris 1981). Kekuatan sambungan kayu juga dipengaruhi oleh komponen pembentuk sambungan seperti balok kayu yang disambung, alat sambung (pelat dan baut) dan bentuk sambungan yang akan dibuat. Sifat fisis dan sifat mekanis balok kayu dari berbagai jenis kayu sangat mempengaruhi kekuatan sambungan seperti berat jenis kayu, kerapatan kayu dan kadar air sedangkan jumlah dan diameter baut juga turut mempengaruhi kekuatan sambungan.
Alat sambung yang digunakan untuk penyambungan berupa pelat baja dan baut dalam berbagai jumlah dan diameter berbeda. Baut merupakan alat sambung tipe dowel yang relatif mudah diperoleh dan mudah dalam pengerjaannya sehingga banyak digunakan untuk bahan bangunan di Indonesia.
Diameter baut, jumlah baut dan berat jenis kayu merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kekuatan geser double shear dari sambungan kayu. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui kekuatan geser desain sambungan double shear balok kayu dengan pelat baja dari pengaruh jumlah dan diameter alat sambung baut serta berat jenis kayu yang digunakan dalam sambungan.

0 komentar:

Posting Komentar