Analisis Kualitas Kayu Hasil Tebangan Hutan Rakyat di Areal Penjualan Kayu Cibebeur, Bogor

Irni Atma Juwita (2010)

Kondisi saat ini menunjukkan bahwa hutan alam tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri. Pembangunan HTI yang ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut juga belum bisa mengatasi permasalahan. Di sisi lain, kita belum memanfaatkan secara optimal sumber penghasil kayu alternatif, yaitu hutan rakyat. Namun, pada umumnya kayu yang berasal dari hutan rakyat merupakan fast growing species berbentuk small diameter log yang memiliki banyak kelemahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kayu hasil tebangan hutan rakyat yang dilihat dari segi cacat, sifat anatomi dan sifat fisis pada, yaitu pada kayu afrika (Maesopsis eminii Engl.), kayu gmelina (Gmelina arborea Roxb.), kayu jati (Tectona grandis L.f.), kayu mahoni (Swietenia macrophylla King.) dan kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kebundaran pada kayu afrika, gmelina, jati, mahoni dan sengon berturut-turut sebesar 40%, 40%, 70%, 30% dan 80%. Untuk persentase kelurusan diperoleh nilai yang sama yaitu 100%. Namun nilai ini dianggap kurang mewakili keadaan yang sebenarnya, karena diduga kayu hasil tebangan hutan rakyat memiliki persentase kelurusan yang rendah. Nilai yang diperoleh disebabkan penggunaan contoh uji berupa sortimen pendek. Persentase cacat taper yang diperoleh berturut-turut sebesar 50%, 100%, 90%, 80% dan 40%. Mata kayu yang ditemukan pada kelima jenis kayu berupa mata kayu sehat berjumlah 2/tmp dengan persentase berturut-turut 50%, 50%, 100%, 40% dan 40%. Sedangkan mata kayu sehat dengan jumlah 4/tmp hanya terdapat pada sengon sebesar 10%. Selain itu, diperoleh nilai persentase kayu teras dan kayu gubal dari kelima jenis kayu berturut-turut sebesar 21% dan 79%; 15,5% dan 84,5%; 19,3% dan 80,7%; 25,4% dan 74,6 %; 18,6% dan 81,4%. Panjang serat yang diperoleh pada kelima jenis kayu berturut-turut sebesar 690,4 - 1021,4 μm, 752,0 - 1217,8 μm, 717,4 - 926,0 μm, 615,8 - 1028,9 μm dan 615,7 - 1039,4 μm. Rasio kayu juvenil dan dewasa pada kelima jenis kayu berturut-turut sebesar 62,5:37,5; 50:50; 62,5:37,5; 75:25 dan 62,5:37,5. Hasil pengujian sifat fisis menunjukkan bahwa rata-rata berat jenis bagian dalam dan bagian luar pada kelima jenis kayu berturut-turut sebesar 0,50 dan 0,52; 0,50 dan 0,55; 0,56 dan0, 58; 0,58 dan 0,62; 0,40 dan 0,42. Hasil penelitian membuktikan bahwa kelima kayu hasil tebangan hutan rakyat memiliki kualitas yang rendah walaupun sifat fisisnya relatif sama, hal ini dilihat dari cacat-cacat yang dikandung memiliki persentase yang cukup tinggi dan sifat anatomi yang lebih rendah dari kayu berdiameter konvensional.

0 komentar:

Posting Komentar